Jumat, 02 Oktober 2009

PENGEMBANGAN BIOFUEL

PENGEMBANGAN BIOFUEL
Inkud Gandeng BUMN Taiwan


Sabtu, 3 Oktober 2009
JAKARTA (Suara Karya): Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) mulai menggarap bisnis minyak jarak sebagai bahan bakar nabati (biofuel).
Tidak tanggung-tanggung, untuk terjun ke bisnis minyak jarak dari hulu ke hilir ini, Inkud menggandeng China Petroleum Company/CPC (badan usaha milik negara/ BUMN) Taiwan. Dari kerja sama ini, ditargetkan penanaman pohon jarak dari bibit unggul di lahan seluas 5.000 hektare (ha) itu. Kemungkinan besar lokasinya di Kalimantan Timur. CPC merupakan sebuah BUMN di Taiwan yang bergerak di bidang perminyakan.
Demikian dikatakan Ketua Umum Inkud Herman Wutun kepada pers usai pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Inkud di Jakarta, Jumat (2/10). Pada kesempatan ini, ditandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) antara Inkud dan CPC tentang kerja sama produksi dan pemasaran minyak jarak. Selain itu juga MoU antara Inkud dan Chung Yuan Christian University (CYCU) Taiwan terkait beasiswa S-2 dan S-3.
Herman Wutun mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya bersama mitra bisnis telah melakukan proses pembibitan di lahan seluas 50 hektare di Balikpapan, Kaltim. Ini akan dikelola secara profesional untuk menjadi bisnis model. Hasil pembibitan ini diproyeksikan untuk memenuhi penanaman jarak di lahan seluas 5.000 hektare. Jika proyek ini berhasil, maka segera akan ditempatkan mesin pemprosesan biji jarak untuk menjadi minyak.
Herman optimistis kerja sama yang telah dirintis beberapa tahun ini akan menjadi penarik investor lainnya untuk masuk ke Indonesia. Kerja sama dengan CPC ini melalui proses cukup lama. Setelah ini, pihaknya akan melakukan penandatanganan memorandum of agreement yang berisi tanggung jawab dan hak masing-masing pihak.
Rencananya selama 2010, akan ada tanaman jarak di lahan seluas 1.000 hektare dan membangun pabrik yang mampu memproses tanaman jarak seluas 20.000 hektare itu. Hingga saat ini, belum memutuskan apakah hasil produksi minyak jarak itu untuk konsumsi ekspor atau dalam negeri. "Kami sudah membicarakan hal ini. Namun, belum ada keputusan, termasuk siapa nantinya yang akan melakukan ekspor, apakah CPC, atau Inkud, atau juga perusahaan patungan baru," tuturnya.
Seperti diketahui, CYCU Taiwan sudah menawarkan 25 beasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Inkud sebelumnya telah melakukan pengiriman empat mahasiswa pada tahun 2006 ke universitas tersebut. Inkud dalam hal ini bertindak sebagai perwakilan CYCU yang akan mengirimkan para mahasiswa Indonesia ke universitas tersebut.
Sementara itu, Inkud juga menandatangani MoU dengan PT Lembata Agro Semarang (LAS) untuk peningkatan kapasitas produksi kacang mete di Lembata, Alor, dan Sumba (Nusa Tenggara Timur). Dalam kerja sama ini, LAS akan membeli mete dari petani, kemudian melakukan pemprosesan hingga pemasaran. Kapasitas produksi mete dari Flores sekitar 20.000 ton per tahun. Adapun, total kapasitas mete di Indonesia sebesar 50.000 ton. Provinsi lain yang turut mengembangkan mete adalah Sulawesi Tenggara.
Peluang ekspor untuk mete masih terbuka, karena kebutuhan dunia saat ini sekitar 1 juta ton per tahun. Pemasok terbesar mete adalah India, yakni sebanyak 400.000 ton per tahun. Karena itu, mete masih memiliki pasar internasional. (Andrian)

Politik |  Hukum |  Ekonomi |  Metropolitan |  Nusantara |  Internasional |  Hiburan |  Humor |  Opini |  About Us

Copy Right ©2000 Suara Karya Online
Powered by Hanoman-i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar