Jumat, 02 Oktober 2009

Budhisantoso Penasehat Induk KUD Indonesia
Laporan Paul Burin
       Jumat, 2 Oktober 2009 | 07:35 WITA

JAKARTA, POS-KUPANG.Com -- Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Partai Demokrat yang kini menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Budhissantoso diangkat menjadi Ketua Dewan Penasehat Induk Koperasi Unit Desa Indonesia.


"Setelah kita meminta kesediaannya, beliau bersedia menjadi penasehat Induk KUD. Prinsipnya, Prof. Budhi menerima amanah sebagai Ketua Dewan Penasehat Induk KUD Indonesia," ujar  Ketua Umum Induk KUD Indonesia, Drs. Herman Yosef Loli Wutun, MBA, ketika dihubungi Pos Kupang melalui handphone ke  kantornya di Graha Induk KUD Indonesia, Warung Buncit, Jakarta, Rabu (30/9/2009).

Menurut Herman Wutun, pada Rapat Akhir Tahun (RAT) ke-29 Tahun Buku ke-28 yang berlangsung di Jakarta pada 2 Oktober mendatang, Budhisantoso dijadwalkan memberikan pengarahan dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Dalam RAT tersebut, jelas Herman Wutun, diadakan juga tiga acara penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).

Pertama, pertukaran dokumen MoU Induk KUD dengan China Petroleum Corporate (CPC), perusahaan minyak nasional Taiwan menyusul penandatanganan MoU di Taiwan 2 September 2009 lalu. "MoU Induk KUD dengan CPC terkait budidaya, processing, dan pemasaran minyak nabati dari jathropa," jelas Herwan Wutun.

Kedua, penandatanganan MoU antara Induk KUD dengan Chung Yuan Christian University (CYCU) terkait manajemen bisnis dan teknologi. "Kita pernah melakukan MoU pada September 2005 dengan CYCU. Induk KUD membantu untuk rekruitmen calon-calon mahasiswa S-2 dan S-3 dalam rangka belajar di CYCU dengan fasilitas beasiswa internasional," lanjut Herman Wutun.

Pada 2004, kata dia, Induk KUD mengirim empat calon mahasiswa ke Taiwan yang direkrut dari Institut Pertanian Bogor. Keempat mahasiswa tersebut, katanya, sudah menyelesaikan studi tepat waktu.

"Tiga orang langsung bekerja di Taiwan. Seorang lain direkomendasikan untuk melanjutkan studi doktoralnya di Jerman," ujar Herman Wutun, pria kelahiran Uruor, Lembata, NTT.

Ketiga, dilakukan juga penandatanganan dengan PT Lembata Agro. PT Lembata Agro merupakan anak perusahaan PT Bali Anak Ardia yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah.

"Penandatanganan MoU Induk KUD dengan PT Lembata Agro ini untuk bekerja sama dalam bidang budidaya tanaman mete. Mitra kita ini sudah berkecimpung 37 tahun di bidang ini," kata Herman Wutun. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar