Selasa, 30 Desember 2008

KOPERASI DI NTT PERLU DIREVITALISASI


Atambua, NTT Online – Pemerintah bersama pelaku dunia usaha bersepakat melakukan revitalisasi terhadap koperasi, baik secara nasional maupun secara regional. Untuk Propinsi NTT revitalisasi koperasi sudah mulai digalakkan sejak tahun 2000 lalu, dan diharapkan ke depan program revitalisasi ini semakin ditingkatkan sehingga tingkat ketergantungan terhadap pemerintah dikurangi.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Koperasi Wilayah Propinsi NTT, Herman YL Wutun, pada penutupan HUT ke-60 Koperasi tingkat Propinsi NTT di Atambua, pekan lalu. Kegiatan ini ditutup Pelaksana Tugas (Plt) Sekda NTT, Partini Hardjokusumo, S.H, dihadri Wakil Bupati Belu, drg. Gregorius Mau Bili, Sekab Belu, Drs. JT Ose Luan, Kapolres Belu, AKBP Drs. Mulyadi Kaharni, M.Si, dan undangan lainnya.

Herman Wutun menilai kegiatan HUT Koperasi yang dilaksanakan setiap tahun bukan ajang hura - hura, tapi ajang refleksi sudah sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat terhadap gerakan koperasi.

Selama masa Orde Baru, demikian Herman Wutun, koperasi di Indonesia mengalami kemajuan cukup besar. Hal ini karena tingkat ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah sangat tinggi. Hampir setiap tahun bantuan mengalir sangat besar untuk kemajuan koperasi (KUD). Namun pada zaman reformasi, laju pertumbuhan koperasi semakin melemah karena pemerintah tidak lagi memberikan ruang dalam memberikan bantuan permodalan.

Banyak koperasi akhirnya mandek di tengah jalan. Melihat realitas ini, kata Herman Wutun, maka pemerintah mulai membuat isu strategis revitalisasi koperasi. Hal ini dimaksudkan agar koperasi yang dulunya jaya bisa dihidupkan kembali.

“Kita sudah mulai menggalakan itu sejak tahun 2000 lalu. Dan hasilnya banyak koperasi yang sudah berkembang maju tidak perlu berharap dari bantuan pemerintah. Ini merupakan sesuatu yang positif sehingga kita berharap kedepan semangat berkoperasi terus tumbuh dan berkembang di NTT ini,” katanya.

Menurut dia, untuk mendukung majunya koperasi, seluruh pengurus dan anggota bisa memanfaatkan potensi lokal yang ada. Ada begitu banyak potensi lokal yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dimaksudkan agar tingkat ketergantungan terhadap pemerintah semakin dikurangi dan pengurus koperasi lebih mengembangkan semangat kemandirian.

Wabup Belu, Gregorius Mau Bili atas nama pemerintah dan masyarakat Belu menyatakan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pemerintah Propinsi NTT yang menunjuk Belu sebagai tuan rumah penyelenggaraan HUT Koperasi tingkat propinsi. Dia menilai kegiatan ini sebagai ajang memotivasi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam bidang koperasi. Ke depan, kata Mau Bili, pihaknya akantetap berusaha agar harapan untuk merevitalisasi dunia perkoperasian terwujud secara baik.

Plt Sekda NTT, Partini Hardjokusumo, S.H, saat membacakan sambutan tertulis Menteri Koperasi dan UKM menekankan pada setiap unit usaha koperasi untuk terus menciptakan terobosan sehingga usaha koperasi tidak mati. Harus dipikirkan soal modal usaha, SDM dan jalinan usaha. Selain itu, perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Pada kesempatan itu diumumkan hasil lomba koperasi berprestasi tingkat propinsi dan lomba cerdas cermat koperasi. Untuk koperasi berprestasi, juara I-III diraih Koperasi Antara Lewoleba, Lembata, Koperasi simpan pinjam Kopdit Pintu Air, Nita, Kabupaten Sikka, dan Kopdit Remaja Hokeng, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur. Lomba cerdas cermat koperasi juara I-II diraih SMAK Frateran Podor-Larantuka, Flores Timur, SMAK Kefamenanu, dan SMAK Surya Atambua.pk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar