Minggu, 18 April 2010

Induk KUD bekerja sama dengan CPC Taiwan

SAMARINDA – Dua investor asing lagi menambah daftar kepeminatannya berinvestasi di Kaltim. Mereka adalah dari Negara Taiwan dan China. Tak tanggung-tanggung, khusus untuk investor asal Taiwan bernama China Petrolium Corporate (CPC) Corporation Taiwan, berniat akan memindahkan pabrik pengolahan minyak atau pabrik Petrokimia milik mereka di Taiwan ke Kaltim. Sedangkan China akan membangun pabrik pengolahan ban.

Kedatangan dua investor asal Negara ASEAN tersebut langsung disambut Gubernur Kaltim, Senin (12/4) di Lamin Etam. CPC Corporation Taiwan melalui juru bicaranya Herman YL Wutun (ketua umum induk Koperasi Unit Desa) mengatakan, rencana pemindahan pabrik petrokimia milik CPC Corporation Taiwan sudah sejak lama, namun baru akan direalisasikan di tahun 2010 ini.

"Nilai investasi dari pembangunan atau pemindahan pabrik Petrokimia itu senilai USD 2,850 miliar. Kita punya schedulle, dimulai dari 2010 ini hingga 2016 mendatang, perusahaannya sudah akan terbangun dan beroperasi. Makanya hari ini (kemarin, red) kita bertemu dengan Gubernur Kaltim untuk memastikan rencana tersebut," kata Herman.

Dijelaskannya, CPC Corporation Taiwan adalah semacam Pertamina di Indonesia, yakni perusahaan pengolahan minyak terbesar di Taiwan dan sekitarnya. Sengaja memilih Kaltim untuk pemindahan pabrik, sebab diakui Kaltim memiliki lahan yang luas, dan didukung SDA bahan baku yang cukup.

"Dan pabrik CPC Corporation kami di Taiwan sana, juga sudah tidak layak lagi, sehingga harus dipindah. Selain itu juga, untuk mempererat kerjasama kita dengan Indonesia," ujarnya.

Sementara Gubernur Awang Faroek mengatakan, sangat menyambut baik rencana investor asal Taiwan itu, sebab diyakini akan berimbas positif bagi perekonomian masyarakat. Selain itu persyaratan yang diajukan sehingga pabrik Petrokimia terbangun di Kaltim bisa dipenuhi. Diantaranya lahan seluas 200 ha, kebutuhan air 60 kubik/detik, listrik, pelabuhan dan lainnya. "Saya tadi langsung koordinasi dengan Bupati Kukar, dan hasilnya kita siap menyediakan lahan di Marangkayu. Kemudian untuk air, listrik, dan pelabuhan, sudah sesuai dengan program kita yang sedang berjalan. Jadi kalau persyaratan yang mereka ajukan seperti, kita pasti mampu," ujar Awang dengan tegas.

Sementara untuk investor asal China, dijelaskan Awang, mereka akan membuat pabrik pembuatan ban. Melihat potensi SDA yakni bahan baku karet, diyakini Kaltim juga sangat siap menjadi daerah didirikannya pabrik ban tersebut. "Kita sangat siap untuk hal itu. Dan kalau ini terealisasi, saya yakin Kaltim akan menjadi daerah di Indonesia satu-satunya memiliki perusahaan pembuatan ban terbesar," tambahnya. (aid)

Serap 2.600 Naker

RENCANA investor Negara Taiwan yang akan memindahkan pabrik petrokimia mereka ke Kaltim diakui sangat berimbas kepada perekonimian masyarakat, salah satunya adalah kebutuhan tenaga kerja. Direktur CPC Corporation Taiwan Chen dalam presentasinya mengatakan, tenaga kerja yang dibutuhkan nantinya mencapai 2.600 orang.

"Ini menjadi salah satu persyaratan yang kami ajukan ke Pemprov Kaltim. Agar menyediakan tenaga kerja 2.600 orang. Selain dukungan kemudahan perizinan dan keadministrasian lainnya dari Pemprov," kata Chen, Senin (12/4).

Menanggapi kebutuhan tenaga kerja hingga ribuan orang itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak langsung menyatakan kesiapannya. Dikatakan Awang, menyediakan tenaga kerja di Kaltim saat ini sangatlah mudah, sebab melihat data angkatan kerja atau jumlah pengangguran di Kaltim terakhir ini, bisa memenuhi persyaratan tersebut. "Kalau 2.600 orang kita bisa siapkan. Semua persyaratan yang dimintakan, pokoknya kita siap," ujar Awang.

Dan ditambahkan Awang, lokasi kepindahan pabrik itupun sudah disediakan, yakni Marangkayu Kukar. Dan bahkan jika hal itu terealisasi, maka Kecamatan Marangkayu diproyeksikan akan dijadikan kota industri tersendiri nantinya, selain Pelabuhan Maloy di Kutim dan Kota Bontang.

"Dan Marangkayu juga sangat strategis, karena nantinya menjadi lintasan jalan tol untuk jalur Samarinda-Bontang. Kemudian juga memiliki laut, yang bisa dimanfaatkan untuk pelabuhan laut mereka (investor Taiwan, red)," tambah Awang. (aid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar