SAMARINDA – Dua investor asing lagi menambah daftar kepeminatannya berinvestasi di Kaltim. Mereka adalah dari Negara Taiwan dan China. Tak tanggung-tanggung, khusus untuk investor asal Taiwan bernama China Petrolium Corporate (CPC) Corporation Taiwan, berniat akan memindahkan pabrik pengolahan minyak atau pabrik Petrokimia milik mereka di Taiwan ke Kaltim. Sedangkan China akan membangun pabrik pengolahan ban.
Kedatangan dua investor asal Negara ASEAN tersebut langsung disambut Gubernur Kaltim, Senin (12/4) di Lamin Etam. CPC Corporation Taiwan melalui juru bicaranya Herman YL Wutun (ketua umum induk Koperasi Unit Desa) mengatakan, rencana pemindahan pabrik petrokimia milik CPC Corporation Taiwan sudah sejak lama, namun baru akan direalisasikan di tahun 2010 ini.
"Nilai investasi dari pembangunan atau pemindahan pabrik Petrokimia itu senilai USD 2,850 miliar. Kita punya schedulle, dimulai dari 2010 ini hingga 2016 mendatang, perusahaannya sudah akan terbangun dan beroperasi. Makanya hari ini (kemarin, red) kita bertemu dengan Gubernur Kaltim untuk memastikan rencana tersebut," kata Herman.
Dijelaskannya, CPC Corporation Taiwan adalah semacam Pertamina di Indonesia, yakni perusahaan pengolahan minyak terbesar di Taiwan dan sekitarnya. Sengaja memilih Kaltim untuk pemindahan pabrik, sebab diakui Kaltim memiliki lahan yang luas, dan didukung SDA bahan baku yang cukup.
"Dan pabrik CPC Corporation kami di Taiwan sana, juga sudah tidak layak lagi, sehingga harus dipindah. Selain itu juga, untuk mempererat kerjasama kita dengan Indonesia," ujarnya.
Sementara Gubernur Awang Faroek mengatakan, sangat menyambut baik rencana investor asal Taiwan itu, sebab diyakini akan berimbas positif bagi perekonomian masyarakat. Selain itu persyaratan yang diajukan sehingga pabrik Petrokimia terbangun di Kaltim bisa dipenuhi. Diantaranya lahan seluas 200 ha, kebutuhan air 60 kubik/detik, listrik, pelabuhan dan lainnya. "Saya tadi langsung koordinasi dengan Bupati Kukar, dan hasilnya kita siap menyediakan lahan di Marangkayu. Kemudian untuk air, listrik, dan pelabuhan, sudah sesuai dengan program kita yang sedang berjalan. Jadi kalau persyaratan yang mereka ajukan seperti, kita pasti mampu," ujar Awang dengan tegas.
Sementara untuk investor asal China, dijelaskan Awang, mereka akan membuat pabrik pembuatan ban. Melihat potensi SDA yakni bahan baku karet, diyakini Kaltim juga sangat siap menjadi daerah didirikannya pabrik ban tersebut. "Kita sangat siap untuk hal itu. Dan kalau ini terealisasi, saya yakin Kaltim akan menjadi daerah di Indonesia satu-satunya memiliki perusahaan pembuatan ban terbesar," tambahnya. (aid)
Serap 2.600 Naker
RENCANA investor Negara Taiwan yang akan memindahkan pabrik petrokimia mereka ke Kaltim diakui sangat berimbas kepada perekonimian masyarakat, salah satunya adalah kebutuhan tenaga kerja. Direktur CPC Corporation Taiwan Chen dalam presentasinya mengatakan, tenaga kerja yang dibutuhkan nantinya mencapai 2.600 orang.
"Ini menjadi salah satu persyaratan yang kami ajukan ke Pemprov Kaltim. Agar menyediakan tenaga kerja 2.600 orang. Selain dukungan kemudahan perizinan dan keadministrasian lainnya dari Pemprov," kata Chen, Senin (12/4).
Menanggapi kebutuhan tenaga kerja hingga ribuan orang itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak langsung menyatakan kesiapannya. Dikatakan Awang, menyediakan tenaga kerja di Kaltim saat ini sangatlah mudah, sebab melihat data angkatan kerja atau jumlah pengangguran di Kaltim terakhir ini, bisa memenuhi persyaratan tersebut. "Kalau 2.600 orang kita bisa siapkan. Semua persyaratan yang dimintakan, pokoknya kita siap," ujar Awang.
Dan ditambahkan Awang, lokasi kepindahan pabrik itupun sudah disediakan, yakni Marangkayu Kukar. Dan bahkan jika hal itu terealisasi, maka Kecamatan Marangkayu diproyeksikan akan dijadikan kota industri tersendiri nantinya, selain Pelabuhan Maloy di Kutim dan Kota Bontang.
"Dan Marangkayu juga sangat strategis, karena nantinya menjadi lintasan jalan tol untuk jalur Samarinda-Bontang. Kemudian juga memiliki laut, yang bisa dimanfaatkan untuk pelabuhan laut mereka (investor Taiwan, red)," tambah Awang. (aid)
Minggu, 18 April 2010
KUD Siap Jadi Distributor Pupuk Bersubsidi
Senin, 22 Februari 2010
KUD Siap Jadi Distributor Pupuk Bersubsidi
YOGYAKARTA (Suara Karya): Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa
(Inkud) Herman YL Wutun berharap, pemerintah, khususnya Kementerian
Negara Koperasi dan UKM melakukan terobosan kebijakan dalam rangka
revitalisasi KUD, misalnya dengan fasilitas skim khusus untuk kredit lunak.
Selain itu juga diusulkan adanya perubahan mekanisme tata niaga pupuk
bersubsidi. Hal ini diungkapkan Herman YL Wutun usai penutupan rapat
nggota program (RAP) Inkud 2010 di Yogyakarta, Sabtu (20/2).
Menurut dia, KUD dapat berperan kembali di era reformasi ini, salah satunya
untuk menjadi distributor pupuk bersubsidi. Apalagi ini sesuai dengan
habitat KUD, di mana pupuk bersubsidi menyangkut hak petani dan rakyat
kecil lainnya. "Pengalaman waktu lalu, seluruh KUD mampu menjadi
distributor pupuk bersubsidi. Untuk itu, kita dalam waktu dekat ini akan
melakukan identifikasi maupun sertifikasi mana KUD yang sehat, kurang
sehat, dan mana yang belum sehat. Semua ini kita lakukan dalam rangka
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota," katanya.
Terkait hal ini, Mennegkop dan UKM Sjarifuddin Hasan mengapresiasi
optimisme Inkud untuk mengakomodasi kepentingan rakyat. "Kalau
memang itu betul-betul untuk rakyat, tentu kita usahakan. Langkah
konkretnya, karena sudah otonomi daerah, jadi bisa berkoordinasi dengan
bupati," katanya. (B Sugiharto)
KUD Siap Jadi Distributor Pupuk Bersubsidi
YOGYAKARTA (Suara Karya): Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa
(Inkud) Herman YL Wutun berharap, pemerintah, khususnya Kementerian
Negara Koperasi dan UKM melakukan terobosan kebijakan dalam rangka
revitalisasi KUD, misalnya dengan fasilitas skim khusus untuk kredit lunak.
Selain itu juga diusulkan adanya perubahan mekanisme tata niaga pupuk
bersubsidi. Hal ini diungkapkan Herman YL Wutun usai penutupan rapat
nggota program (RAP) Inkud 2010 di Yogyakarta, Sabtu (20/2).
Menurut dia, KUD dapat berperan kembali di era reformasi ini, salah satunya
untuk menjadi distributor pupuk bersubsidi. Apalagi ini sesuai dengan
habitat KUD, di mana pupuk bersubsidi menyangkut hak petani dan rakyat
kecil lainnya. "Pengalaman waktu lalu, seluruh KUD mampu menjadi
distributor pupuk bersubsidi. Untuk itu, kita dalam waktu dekat ini akan
melakukan identifikasi maupun sertifikasi mana KUD yang sehat, kurang
sehat, dan mana yang belum sehat. Semua ini kita lakukan dalam rangka
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota," katanya.
Terkait hal ini, Mennegkop dan UKM Sjarifuddin Hasan mengapresiasi
optimisme Inkud untuk mengakomodasi kepentingan rakyat. "Kalau
memang itu betul-betul untuk rakyat, tentu kita usahakan. Langkah
konkretnya, karena sudah otonomi daerah, jadi bisa berkoordinasi dengan
bupati," katanya. (B Sugiharto)
Distribusi Pupuk Bersubsidi
Inkud inginkan pupuk bersubsidi didistribusikan lagi
Minggu, 04/04/2010 18:36:51 WIB
Oleh: Mulia Ginting Munthe Herman YL Wutun, Ketua Umum Inkud, menjelaskan wacana itu muncul karena kesulitan membeli pupuk bersubsidi. Ketika pada orde baru (orba), petani tidak pernah kesulitan membeli pupuk karena distribusinya diserahkan kepada koperasi.
"Inkud berkepentingan dalam distribusi ini karena menyangkut anggota kami yang berada di seluruh Indonesia. Distribusi idealnya memang dilaklukan gerakan koperasi, karena para petani adalahanggota kami," tandas Herman Wutun, hari ini.
Inkud saat ini memiliki anggota di 27 provinsi, yakni Pusat Induk Koperasi Unit Desa (Puskud) di 27 provinsi yang membawahi 9.000 Koperasi Unit Desa (KUD). Inkud berencana merevitalisasi kekuatan angotanya karena saat ini yang aktif hanya 50%.
Di samping itu, katanya, Inkud adalah lembaga ekonomi rakyat sehingga jika kebijakan distribusi dipercayakan kepada gerakan tersebut, merupakan keputusan tepat dari pemerintah. Sebab, Inkud juga dibebani tugas meningkatkan produksi gabah dan beras nasional.
Sayangnya, setelah memasuki era reformasi, peranan itu dihilangkan melalui perubahan regulasi. Meski ekonomi pedesaan berupaya menyesuaikan diri, akan tetapi tetap kesulitan mendapatkan kebutuhan utama pupuk.
"Petani dan Inkud memang tidak boleh merengek-rengek, akan tetapi berharap agar distribusi tersebut bisa dilakukan langsung oleh Inkud bersama seluruh gerakan koperasi di bawahnya. Jika tidak diberi kepercayaan, kami akan berjuang untuk mandiri dan bersikap professional," tukas Herman Wutun.(yn)
Nikmati kemudahan mengakses koran Bisnis Indonesia dalam berbagai format hanya dengan mendaftar menjadi member, GRATIS !
Daftar member »
Daftar member »
Langganan:
Postingan (Atom)